Minggu, 02 Desember 2012

Siapa Engkau?


    Seorang ibu paruh baya yang sedang sakit keras mengalami koma. Saat di antara dua alam tersebut, ia merasa tengah berada didepan sidang pengadilan dirinya.

”Siapa engkau itu?”, sebuah suara bertanya kepadanya.

“Aku ini istri lurah”, jawabnya.
“Aku tidak bertanya kepadamu, engkau istri siapa, tetapi engkau itu siapa?”
“Aku ibu dari empat orang anak.”
“Aku tidak bertanya, engkau ibunya siapa, tetapi siapa engkau itu?”
“Aku seorang guru di sekolah.”
”Aku tidak menanyakan pekerjaanmu, tetapi siapa engkau itu.”
Dan demikianlah seterusnya. Tidak satupun dari jawaban ibu tersebut, dapat menjawab pertanyaan: “Engkau itu siapa?”

”Aku ini seorang Muslimah.”
“Aku tidak menanyakan agamamu, tetapi engkau itu siapa.”
“Aku taat beribadah dan sering beramal.”
“Aku tidak menanyakan perbuatanmu, tetapi siapa engkau itu.”

Wanita itu tidak juga berhasil menjawab pertanyaan tersebut. Setelah beberapa hari koma, ia kemudian sadar dan berangsur sembuh. Setelah sembuh, ia lalu berniat untuk menemukan siapa dirinya.

Ibu tersebut berusaha semakin bertambah dalam ibadah-ibadahnya. Shalat fardhu ia tegakan. Sedang shalat malam dan shalat sunah lainnya, ia tingkatkan. Ia juga memperbanyak dzikir dan shadaqahnya. Dipertebalnya puasa sunah dan silahturahmi. Ia perketat hijab dan halwatnya. Ghibah dan riba, berusaha dijauhkannya. Dzuhud dan muhasabah diresapi dan diterapkannya dalam keseharian hidupnya. Sambil terus berikhtiar mencari jawaban atas pertanyaan, "Engkau itu siapa".

Singkat cerita, akhirnya wanita itu berhasil menemukan jawaban yang di inginkan sang jaksa akhirat, yaitu,
”Aku hanya seorang hamba Allah yang berusaha TAWAQUL ARASY”.

Sahabat…
Tubuh ini adalah wadah yang disebut orang, tempat berdiamnya sebuah ruh yang Allah ciptakan. Sedangkan manusia adalah kesatuan antara tubuh dan ruh. Melalui tubuh inilah, Allah menguji ruh qt, dengan fasilitas dunia penuh godaan.

Bila manusia telah sampai pada ajalnya, maka tubuhnya akan hancur menjadi tanah, namun ruhnya kembali kepada sang Khalik, untuk mempertanggungjawabkan segala apa yang telah ia perbuat.
Dan jika ternyata manusia lulus atas ujian dunia, maka ruhnya akan kembali kepada Allah sebagai ruh yang shaleh atau shalehah berpredikat AHLI SYURGA.

Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaithan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. (Luqman [31]: 33)

Sumber Page FB : Goresan Hikmah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar